Sunday, June 17, 2012

A Fan-Report: XIA The 1st Asia Tour Concert Tarantallegra at JITEC, Mangga Dua, Jakarta, Indonesia

Hi readers, sudah lama saya tidak menulis blog ini. Kali ini saya mau menulis fan-report tentang Konser Junsu "JYJ" yang diselenggarakan semalam, Sabtu, 16 Juni 2012 di JITEC Mangga Dua, Jakarta, Indonesia, dalam rangka promo world tour album Tarantallegra. Saya menulis fan-report ini karena konser semalam benar-benar sayang sekali jika tidak didokumentasikan. Mungkin sudah banyak fan-report sejenis, tapi tentu saja dengan gaya dan  berbagai macam sudut pandang yang berbeda, dan yang akan ditulis berikut ini adalah versi saya ^^

Bagi yang belum tahu, Xia Junsu atau bernama asli Kim Junsu adalah former member dari DBSK atau TVXQ, yang kemudian memisahkan diri dan membentuk grup JYJ, yang terdiri dari Jaejung, Yucheon, dan Junsu. Berhubung 2 member JYJ yang lain sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, Junsu melakukan solo konser dunianya kali ini seorang diri, dan kali ini dia menyambangi Jakarta, Indonesia. Kehadirannya sangat ditunggu-tunggu, karena sekitar 1-2 tahun yang lalu, JYJ sempat membatalkan konser di Indonesia karena bermasalah dengan promotornya, oleh karena itu konser ini benar-benar membawa angin segar sehingga diharapkan dengan konser ini, Junsu bisa membawa berita positif kepada 2 rekannya yang lain, agar full team JYJ konser bisa kembali konser di sini.

Dari beberapa pengalaman saya menghadiri konser, konser Junsu ini merupakan one of the best, baik dari sisi promotor dan manajemennya, antrean, sikap dan sopan santun para penonton, dan tentu saja dari pertunjukkannya itu sendiri. Banyak petugas keamanan yang sigap mengatur antrean penonton sehingga semua berjalan dengan tertib dan lancar. Tidak ada saling mendorong antar penonton, dan malah berbaur satu sama lain. Ada beberapa oknum yang mencoba menyerobot antrean tapi itu pun tidak banyak Begitu dilaporkan, petugas dengan sigap menyuruh mereka antre di belakang, karena antrean dalam satu baris hanya boleh 4 orang. 

Mirisnya tetap saja ada yang lolos, dan salah satunya antrean di depan saya. Seorang ibu yang berpakaian necis dan rapi! Sampai teman saya sudah berbicara "nyinyir-senyinyirnya", ibu itu tetap tak peduli, pura-pura tidak mendengar. Dan juga ada 4 remaja yang tak tahu dari mana datangnya, tiba-tiba antre di depan antrean kami, sampai saking kesalnya, saya sampai berbicara agak keras untuk menyindir mereka dengan memakai bahasa Jepang: "SAITEI!" yang bermakna "(You are) the lowest or worst." 

Ada beberapa hal-hal yang unik dan lucu selama saya mengantre:

1) Munculnya penonton laki-laki muda (mungkin masih usia kuliah) "titisan" Jaejung tapi versi oriental Indonesia, yang bergaya ala Korea. Jadi semakin lengkaplah para ababil ingin berfoto bersama layaknya artis yang sedang lewat. Sayang, saya tidak mendokumentasikan fotonya untuk ditampilkan di sini :)) 

2) Waktu saat saya antre di toilet. Waktu itu terputar lagu-lagu 2 PM, yaitu My Valentine. Di belakang saya, terdengar ada yang ikut bersenandung, dan juga lagu ketika lagu berikutnya terputar. Begitu saya menengok ke belakang...ternyata...SEORANG IBU PARUH BAYA! Huaaa...saya benar-benar terpukau sesaat sebelum akhirnya saya masuk ke toilet. AMAZED TO THE MAX! IBU ITU SANGAT "GAUL!" :)) 

3) Ada penonton yang sangat eye-catching: 2 perempuan bercadar dan memakai gamis hitam, yang belakangan diketahui dari Dini, teman saya, ternyata adalah penonton dari salah satu negara Arab yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk menonton konser Junsu!

Satu kekurangan dari konser ini adalah bahwa konsernya tidak tepat waktu. Yang seharusnya dimulai pukul  7 malam, jadi mundur sekitar 8.45 malam dikarenakan ada masalah dengan sound-system nya. Bolak-balik Ronnie Sianturi, selaku promotor, lalu lalang di depan kami sibuk mengurus jalannya pertunjukkan. Tapi semua terbayar ketika pertunjukkan berlangsung. Oh iya, pemeriksaan masuk venue juga tidak terlalu ketat. Sebelumnya juga tidak ada pemberitahuan barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa, jadi bisa dibilang cukup longgar. 

Jam 8.30 malam, saya dan 3 teman saya, yaitu Dini, Uchie, dan May, akhirnya masuk ke dalam area festival. Kami adalah penikmat konser festival, karena lebih bisa berkespresi dan lebih dekat dengan artisnya tentunya. Sudah banyak penonton festival yang sudah menyesaki bagian depan, karena memang antrean di depan kami sebelumnya sudah banyak dan sudah ada yang antre mungkin dari jam 10 pagi! Tapi kami memang sudah berniat nonton santai menikmati konser dan tidak mau berdesak-desakan di depan. Para kru dan petugas mengarahkan kami untuk mengisi bagian kiri., dan itu KOSONG! Lega sekali, bisa duduk-duduk santai dan mungkin bisa berguling-gulingan tapi tetap lumayan dekat dengan panggung :D Untungnya kami masuk tak terlalu cepat dan tak terlalu lambat juga, jadi akses untuk ke sayap kiri belum tertutup kerumunan. Mungkin sayap kanan terisi penuh karena antrean di belakang saya masih banyak sekali.

Banyak yang mengikuti posisi kami di agak belakang, karena memang view nya lebih bagus dan bisa terlihat keseluruhan panggungnya. Dan kami adalah satu-satunya yang membawa banner bertuliskan "XIA 사랑해" dan di halaman sebaliknya, "JYJ 영원히" yang dibuat oleh May dengan penuh dedikasi memakai glow-in-the-dark sticker! :))

Sebelum mulai, diputarlah beberapa komersial dan dua kali video klip Tarantallegra. Huaaa...menyaksikan MV (music video) Tarantallegra di layar besar dan perfect sound-system  itu LUAR BIASA! XD Dan kami sebelumnya sudah menyiapkan fanchant untuk lagu Talantallegra & Set Me Free. Jadi, ketika MV Talantallegra dimulai, kami sudah asyik sendiri "latihan" sambil berteriak "Hey!" dan "Tarantallegra" dengan pedenya, sementara penonton lain sempat memperhatikan aksi kami yang "rusuh" sendiri :)) 

Di kelas Platinum, persis di belakang Festival, juga ada beberapa "ababil" yang heboh, tapi berhubung kami yang di festival, mereka kalah "rusuh" dari kami :D Dan memang FYI, terutama untuk konser yang bertempat di JITEC, yang paling "pewe" itu adalah kelas festival di antara kelas-kelas lain, bahkan dari kelas Platinum sekali pun! karena posisi tempat duduknya kurang cukup tinggi dan terhalang penonton yang berdiri di festival. Malah, posisi Gold atau Silver sekalian mungkin lebih baik karena posisinya lebih tinggi.

Selama menunggu sambil kami berfoto-foto dan duduk-duduk di lantai. Enaknya lagi, lantainya itu berkarpet! Langit-langitnya dihiasi dekorasi kain nan cantik, pokoknya serasa datang ke resepsi pernikahan, dan Junsu sebagai groom nya dan kami para audiens sebagai tamu-tamunya! XD

Sekitar jam 8.45, akhirnya konser dimulai, setelah kami dengan semangat memanggil "KIM JUNSU" berkali-kali. Cahaya panggung mulai redup dan tiba-tiba sorot laser hijau dan kembang api dari panggung pun terpancar. Lagu pertama adalah 'Breath.' Junsu tampil memukau dengan kostum biru dan menari dengan tongkat. Lalu disambung dengan lagu 'No Gain'. Ada sekitar 10 penari latar yang mengiringi Junsu selama konser. Dan dibandingkan dengan back-dancer SS4INA yang menurut saya sudah terlihat tua, back-dancer Junsu kali ini justru sebaliknya. Muda, cantik, tampan, dan seksi. Benar-benar memanjakan mata!!! XD

Setelah itu, masuklah talking session. Junsu berbicara cukup banyak kalimat dalam bahasa Indonesia dengan lancar: "Apa kabar? Saya Xia. Saya senang bertemu dengan kalian," sambil tersenyum dengan ramahnya. Menurut saya, Junsu adalah salah satu artis yang paling ramah dan paling "niat" untuk konser di Indonesia. Dia sengaja mengecat biru rambutnya dengan filosofi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dan punya banyak pantai biru. Selain itu, dia sengaja menandatangani sejumlah poster yang dibagikan gratis oleh panitia di pintu lobi. Itulah dedikasi seorang Junsu untuk para fans di Indonesia!

Lagu berikutnya adalah 'Lullaby.' Rather than "lagu pengantar tidur", saya dan 3 teman saya menyebutnya "LoLebay." Bagaimana tidak, stage-act nya adalah Junsu mengusap-usap kepala salah satu penari perempuannya yang memakai gaun tidur yang duduk di pangkuannya :)) Selanjutnya dilanjutkan dengan lagu 'Intoxication'.

FYI, semua lagu-lagunya dinyanyikan secara live dengan full power dances! It's so amazing how he managed his breathing during the show! Baik dari segi tehnik vokal, dance dan pernapasan, bisa saya bilang TOP NOTCH! Hanya setelah lagu selesai saja terdengar suaranya terengah-engah, mencoba menstabilkan nafas. Namun ketika dia bernyanyi sambil dance, suaranya sangat stabil dan nyaris tanpa cela, bahkan lebih bagus dari versi rekamannya!

'Set Me Free' kemudian mengalun, dan saya pun ikut bernyanyi. "O...oooo...uwo...uwo....set me free...set me free free..." Kemudian dilanjutkan dengan lagu 'You're so beautiful.' Salah satu lagu ballade favorit saya dan merupakan OST k-drama 'Scent of Woman.' Penonton pun menyanyi bersama dengan syahdu.

Yang saya salut adalah para penontonnya sangat tertib, terutama di kelas festival. Tidak ada yang saling mendorong, semua menikmati dengan tidak mengganggu satu sama lain. Ini salah satu mengapa saya cinta sekali dengan konser ini. Para audiensnya bersikap dewasa, meskipun sebenarnya kebanyakan yang menonton para remaja juga. Two thumbs up for all audiences!

Kemudian dilanjutkan dengan talking session lagi. Kali ini Junsu juga berbahasa Indonesia: "Kalian senang nggak? Senang? Terimakasih!", sambil tertawa. "Meski saya menyanyi di sini, saya tak percaya bisa berdiri di Indonesia. Saya sekarang sangat senang bisa pertama kali datang ke sini," katanya, dengan bantuan intepreter.

Ada yang menarik di talking session ini. Katanya, di berbagai konsernya, termasuk Bangkok, Junsu akan mengabulkan 3 permintaan:

1) Yang pertama Junsu melakuan aegyo atau melakukan muka "imut" dengan memiringkan kepalanya ke kiri dan tangan kirinya mengikuti , dan dia pun tersenyum malu :)) Entah siapa yang request, padahal saya sendiri tidak mendengar penonton meminta Junsu melakukan hal itu. 

2) Yang kedua adalah "sexy dance", di mana waktu itu Junsu hanya mengucap "sex dance", dan teman saya, Uchie, sudah heboh karena dia salah ucap dan meralatnya sambil berteriak, "Sexy dance,kaliii" :)) Menurut saya, tarian Junsu di situ tidak terlihat seksi sama sekali, mungkin karena dia sedang memakai kostum panjang putih, jadi aura seksinya somehow kurang keluar, tapi tetap membuat penonton histeris! Dan Junsu pun kembali tak bisa menyembunyikan rasa malunya. So cuuuute!

3) Yang ketiga request buka baju, tetapi sayang tidak disampaikan interpreternya. Entah sengaja diabaikan, atau interpreternya tidak mengerti. Oh iya, request buka baju ini awalnya saya sendiri yang iseng teriak seperti itu, karena ingat aksi yang biasa dilakukan oleh Siwon, Super Junior, untuk fan-service! Lalu, teman saya pun mengamininya dan ikut membantu berteriak, sehingga lama-lama audiens pun ikut terbawa! :)) Maklum, "geng" saya ini adalah fans vokal yang ada di kelas festival aka rusuh! Dan itu cukup sukses! Beberapa kali Junsu menengok beberapa kali ke arah kami sambil tersenyum, karena kami bergantian memegang banner XIA yang cukup eye-catching! Sangat seru! :)) Tapi ada juga seorang ibu yang agak menyebalkan. Dia keberatan saya mengayun light-stick merah karena pandangannya terhalangi. Lha, ibu, belum pernah nonton konser di festival sebelumnya apa ya???
Sebagai ganti request ketiga, Junsu meneriakkan menurut teman saya itu bahasa planetnya, yaitu "Bambaya!" Karena saat dia berteriak, saya tidak mengerti dia berteriak apa :)) Dan Junsu sempat heran dan bertanya, "Bambaya...eottoke arayo?" yang artinya "Kenapa (kalian) bisa tahu?" Dan interpreter membisikkan alasannya, dan Junsu tertawa, dan kembali meneriakkan kembali secara pelan-pelan, "Bam...baa...ya." He's so adorable, wasn't he? XD

Dan selama talking-session, saya mengobservasi dan membuat kesimpulan, bahwa seorang Kim Junsu adalah orang yang easy to please, murah senyum, sering sekali tertawa, malu-malu kucing, dan suka sekali dengan KELAPA. "Di Indonesia banyak pohon kelapa.", dengan bantuan interpreter. Dan Junsu sempat menanyakan bagaimana pengucapannya pada interpreternya, dan menocba mengucapnya dengan susah payah, "Pohon kel-la-pa..pohon kel-la-pa", dengan logat Korea nya :D

Dan dia senang sekali mengetahui bahwa fans Indonesia bisa sedikit mengerti bahasa Korea dan menjawab ucapannya secara langsung tanpa butuh bantuan interpreter, meskipun itu cuma kata/kalimat sederhana. 2-3 kali dia mengacungkan jempol sambil tersenyum, karena kami membalas apa yang dia sampaikan, meskipun hanya menjawab, "ie", yang berarti "ya."

'Even Though You Already Know', dan 'Turn Around and Around', yang menjadi salah satu lagu lagu ballade saya selanjutnya. Beberapa hari yang saat pertama dengar lagu ini, saya langsung jatuh cinta. Sangat mendayu-dayu dan klasikal sekali.

'The Last Dance' dari musikal Junsu 'Elizabeth' kemudian ditampilkan. Tentu dengan gaya musikal yang memukau. Para penari mengenakan topeng dan jubah lace hitam. Layar di belakang panggung menampilkan Big Ben di tengah purnama.

Berikutnya ia menyanyikan lagu 'I am, I am Music' dari musikal yang juga dibintanginya 'Tears of Heaven'.

Lalu dilanjutkan dengan 'Why Don't You Love Me' dari musikal 'Mozart'. Layar belakang yang menampilkan gambar kastil lengkap dengan chandelier. Dan kami merasakan pengalaman bagaimana penampilan musikal Junsu dengan kemampuan vokal dan penghayatan yang luar biasa!

Berikutnya, lagu yang sangat ditunggu-tunggu, yaitu: 'Tarantallegra!' diiringi dengan ledakan kembang api dan api sebenarnya yang menyembur dari sisi panggung. Mantra Junsu berhasil, penonton pun terus meneriakkan fanchant: "Hey!" dan "Tarantallegra!" Dan akhirnya teman saya, May, berhasil teryakinkan, kalau salah satu bagian liriknya itu berbunyi "mamsog-e", bukan "I'm so gay" seperti yang telah dia "percayai" sebelumnya :))

Setelah tampil memukau dengan judul andalannya, Junsu yang berkeringat kemudian duduk beberapa menit di sofa merah yang tiba-tiba berada di depan panggung, tidak bergerak dan hening. Selama 1 menit kami bisa mendengar nafas Junsu yang menurut kami itu LUAR BIASA. Dia sedang mengatur nafasnya dari yang cepat memburu sampai dengan dia bisa bernafas normal kembali dalam kurun waktu 1 menit! HOW REMARKABLE HE WAS!

Karena setelah itu, Junsu menyanyikan 'Fever' yang up-beat dengan dance yang masih full power.

Saat menunggu Junsu beberapa kali ganti baju, sempat ada dance performances yang luar biasa dari para penari latar, free style dan dance dengan gerakan lagu dari JYJ, 'Be My Girl!' Dan ada pula VTR (video tape recorder) Junsu saat berlatih untuk world concert nya di beberapa negara, termasuk Indonesia, dengan diiringi BGM (background music) 'Too Love', yang merupakan OST dari k-drama 'Sungkyunkwan Scandal.' Para penonton pun sempat bernyanyi bersama.

Setelah itu, Junsu menyanyikan lagu 'Mission' yang enerjik. "Mission make it mission let's go. Mission make it make it go..." pun teralun.

'I Don't Like Love' dan 'The Tree Covered The Dew' menjadi 2 lagu selanjutnya, lagu ballade yang penuh penghayatan dan sangat syahdu. Sempat terlihat di layar besar lirik dari lagu ke-2, tapi bagi yang tidak bisa baca hangeul (tulisan Korea), tidak akan "ngeh" kalau itu adalah lirik lagu yang sedang dinyanyikan :))

Junsu sempat mengambil boneka pemberian salah seorang penonton di baris terdepan dan memungut 2 hadiah lain pemberian fans sambil tersenyum. How lovely he was!

Oh iya, berhubung JITEC berada di kawasan mall, jadi sinyal ponsel, baik saat antre maupun di venue konser dalam, sangat full! Bahkan ponsel saya bisa menangkap sinyal 4G. Tapi saya sengaja tidak tweeting untuk menghemat baterai :D

'Fallen Leaves' merupakan kan lagu penutup yang diikuti tembakan confetti dari panggung dan diiringi tepukan tangan penonton dan Junsu membungkuk mengucap selamat tinggal. "Thank you!", sambil membentuk love menggunakan kedua tangannya, dan berakhirlah XIA The 1st Asia Tour Concert Tarantallegra di Jakarta sekitar pukul 10.45 malam. 

"Junsu, thanks for the amazing performances! We love you, please come back again with JYJ"

Catatan kecil dari saya bahwasanya konser ini merupakan konser yang sangat berkah, karena dari awal sampai akhir, banyak sekali kemudahan yang saya dapati. Mulai dari mendapatkan tiket promo, pembelian, penukaran tiket yang tidak perlu antre, "ransum" gratis sebelum berangkat konser, bertemu dengan teman-teman seperjuangan dadakan, antrean yang tertib, audiens yang kooperatif dan sikon konser yang kondusif & performance yang sangat menakjubkan!

*This blog is specially dedicated to my fellow sistas, Intan dan Ayu, for all helps & supports. Without them, I wouldnt have watched and felt this blessed concert very much. Thanks alot & luvya,both!*






















Tuesday, March 13, 2012

Antre: Cerminan budaya bangsa

Fenomena sosial di Indonesia yang ke-2 yang saya bahas kali ini adalah ANTRE. Budaya ini perlu mendapat sorotan lebih karena masih kurangnya kesadaran bangsa kita untuk perihal yang satu ini. Masih banyak yang belum menyadari, hal yang kelihatannya sepele ini sebenarnya adalah salah satu dari pencitraan suatu bangsa. Mengapa? Penjelasannya akan dijabarkan dalam blog ini.

Antre, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bermakna: “berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran (membeli karcis, mengambil ransum, membeli bensin, dsb).” Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan antre atau mengantre, termasuk kegiatan atau aktivitas di ruang publik, yang menyangkut kepentingan banyak orang.

Di Indonesia, sayangnya, masih banyak yang menyepelekan budaya antre ini. Kebanyakan, bukan karena mereka tidak tahu, tapi tidak mau peduli dengan mengesampingkan kepentingan orang lain. Mirisnya lagi, hal ini dilakukan juga oleh orang-orang yang mengaku berpendidikan dan mempunyai pekerjaan yang baik. Fenomena ini sering kita temui sehari-hari di ruang publik, seperti transportasi umum, bank, rumah sakit, lift, dan bahkan di toilet sekali pun.

Bagi para pengguna busway/Trans Jakarta (Trans-J), pasti tidak asing lagi dengan fenomena antrean panjang di hampir setiap haltenya. Saat saya “back for good” dari perantauan di Eropa dan mencoba Trans-J pertama kalinya, saya sampai heran dan kaget, merasakan antrean yang menurut saya, maaf, barbar sekali. Orang-orang saling mendorong satu sama lain untuk masuk ke dalam bus, sampai sering terjadi ada penumpang yang terjatuh. Penumpang yang turun tidak diutamakan untuk keluar bus dan terkadang sampai tidak bisa keluar karena penumpang yang masuk tidak sabar dan tidak mau mengalah. Apa yang di pikiran mereka sebenarnya? Kenapa tidak bisa masuk pelan-pelan saja? Bus tidak akan meninggalkan Anda kecuali memang sudah penuh sekali.

Suatu waktu, ibu saya pernah cerita, ketika beliau sedang di suatu bank, di Jakarta. Di depan ibu saya berdiri orang Singapura yang sedang mengantre. Tiba-tiba, ada seseorang yang entah dari mana, menyelak antrean mereka seenaknya. Anda tahu apa yang diucapkan orang Singapura itu? “UNCIVILIZED!”, TIDAK BERADAB/BERBUDAYA. Ibu saya saja sampai malu mendengarnya. Apa kita tidak merasa malu dicap bangsa lain sebagai bangsa yang tidak berbudaya?

Saya tahu, tidak semua orang Indonesia seperti itu. Masih banyak yang mengerti pentingnya budaya antre secara tertib dan teratur. Anda tahu, bagaimana mencirikan bahwa lingkungan sekitar anda cukup "berbudaya” atau tidak? Perhatkan ketika suatu waktu Anda mengantre di sebuah toilet umum. Mana yang lebih benar, langsung antre di depan pintu toilet atau sebelum pintu-pintu tersebut sekitar area wastafel memanjang ke belakang? Silakan jawab sendiri terlebih dahulu.

Lalu, bagaimana sebenarnya adab mengantre dengan baik dan tertib? Mudah sekali, tidak perlu menjadi “jenius” untuk memahaminya, hanya dengan meniatkan hati dan kesadaran diri untuk menjadi orang yang lebih baik, bagi diri sendiri dan juga orang-orang sekitarnya.

1) Di transportasi umum, lift, eskalator atau jalan. 

Di stasiun kereta atau halte Trans-J: biasakan untuk mengantre di pinggir pintu masuk. Kosongkan daerah tengahnya agar penumpang yang mau turun bisa keluar dengan leluasa. Utamakan penumpang yang turun, setelah itu baru Anda masuk dengan tertib, tidak perlu mendorong. Di setiap stasiun Mass Rapid Transportation (MRT) Singapura, setiap pintu masuk kereta, terdapat garis pembatas,di mana penumpang harus antre, yaitu di sisi kiri atau kanan pintu. Bagian tengah harus dikosongkan. Bahkan di Eropa, Jepang atau Korea Selatan, meskipun tidak ada garis pembatasnya pun, tetap tertib, karena sudah menjadi budaya sehingga kesadaran diri mereka sangat besar. Hal ersebut berlaku juga untuk antre menaiki lift. Bagaimana dengan eskalator, tangga penyeberangan atau pun jalan umum? Di Indonesia, biasakan untuk jalan/berdiri di sebelah kiri, gunakan bagian kanan hanya untuk mendahului layaknya mobil. Jangan menghalangi dan menghambat orang yang ingin mendahului, dan orang yang berlawan arah dengan Anda, dengan berlambat-lambat jalan di kanan, apalagi jika Anda jalan berdua; jalanlah satu-persatu, apalagi jika jalannya sempit.


2) Di bank, toilet umum, supermarket.


Kebanyakan bank Indonesia sekarang sudah memakai sistem antrean nomor. Tapi masih ada juga yang masih mengantre secara konvensional. Saya masih melihatnya di BCA yang tetap saya acungi jempol. Mengapa? Karena sistem antreannya persis seperti yang ada di negara-negara maju. Para nasabah tidak antre depan masing-masing teller, tapi satu antrean panjang mengular yang kemudian ujungnya terbagi ke beberapa teller, seperti garpu. Mengapa sistem garpu? Karena kepentingan setiap orang berbeda-beda. Sistem garpu memberikan alternatif. Jika satu nasabah bertransaksi lama di teller 1, nasabah yang mengantre bisa datang ke teller 2 atau teller mana pun yang kosong, sehingga pergerakan nasabah-nasabah lainnya menjadi lebih cepat. Tentu saja sistem ini menghasilkan satu antrean panjang, jadi tetap harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Antrean seperti itu pun berlaku di toilet umum yang bisa kita lihat di mall-mall berkelas. Anda bisa rasakan, mereka biasanya otomatis membuat satu antrean panjang, bukan antre di depan masing-masing pintu toilet. 

Pengalaman saya waktu di Jerman, meskipun tidak ada antrean nomor atau pun konvensional, mereka tetap sadar diri. Mereka sudah mengerti, kapan gilirannya dengan mengkonfirmasi dan bertanya pada orang-orang yang sudah menunggu, tidak ada selak-menyelak. Jika pun ada orang yang lebih dulu mengantre dan orang itu lupa, orang yang sesudahnya itu mengingatkannya. Terkadang di supermarket, jika saya hanya belanja sedikit, 1-5 barang, mereka menawarkan diri untuk bayar di kasir terlebih dulu.
Di Indonesia, suatu kali saya terburu-buru dan hanya belanja 1 barang. Saya meminta izin orang yang mengantre di depan saya, untuk bayar lebih dulu, dan alhamdulillah orang tersebut mengerti dan mempersilakan saya. Intinya, jika Anda dalam terdesak sekalipun, janganlah sekali-kali memotong antrean, minta izinlah kepada orang yang lebih dulu mengantre di depan Anda. Mereka akan jauh lebih menghargai dan tidak akan segan mengizinkan Anda.



Budaya mencerminkan kemajuan bangsa. Melalui tulisan ini, saya hanya sekedar ingin mengingatkan, sebagai bangsa Indonesia yang mengaku berbudaya besar, bahwa pada dasarnya, antre merupakan salah satu budaya fundamental yang universal bagi setiap bangsa mana pun di dunia ini, jadi jangan pernah mengabaikannya. Dengan menciptakan situasi dan kondisi yang teratur, tertib dan kondusif di sekitar kita, berarti Anda telah memantaskan diri untuk disebut orang yang berbudaya :) [RMF]



Tuesday, January 17, 2012

Manajemen Waktu: Hargailah orang yang sudah menunggu anda.

Kali ini saya akan menulis beberapa fenomena yang menjadi bahan perhatian lebih saya di Indonesia selama ini, yaitu tentang manjemen waktu, budaya antri, membuang sampah, dan merokok di tempat umum. Dan entry kali ini saya akan membahas tentang manajemen waktu. Saya menulis ini bukan untuk menggurui, tapi hanya sekedar uneg-uneg selama ini dan juga sebuah himbauan, himbauan untuk saya sendiri, keluarga, teman-teman, dan khalayak pada umumnya. Jadi, tolong ambil sisi positifnya saat membacanya.

Semua pasti tidak asing dengan fenomena jam karet, sebuah "kebudayaan Indonesia" yang beranak pinak sejak dulu. Saya tidak tahu sejarah awalnya, tapi itulah salah satu hal negatif yang dicirikan oleh negara lain untuk kita, jika membuat janji dengan „orang Indonesia“. Saya sendiri tidak selalu tepat waktu, tapi saya selalu mengusahakan untuk tepat waktu. Hal ini banyak saya pelajari sewaktu saya tinggal 6 tahun di Jerman dengan budaya tepat waktu yang sangat tinggi, dari administrasi kepemerintahan, transportasi hingga masalah sekedar janjian bertemu teman. 

Saya ambil contoh yang gampang, yaitu transportasi. Jika Anda ingin naik bus/subway saja, telat  1 menit…tidak…beberapa detik saja, Anda harus menunggu 10 - 15 menit berikutnya. Malah jika sudah malam atau akhir pekan, bisa menunggu 30 menit sampai 1 jam. Anda bisa bayangkan jika itu sedang musim dingin. Tak jarang saya juga sering sprint ke halte atau turun ke stasiun subway demi mengejar bus/kereta tsb, karena Anda tidak akan ditunggu, kecuali ya jika ada penundaan (delay). Ya…bedanya di sana telat itu karena alasan yang masuk akal, yaitu gangguan sinyal, kecelakaan atau cuaca buruk. Selebihnya, dalam keadaan normal, semua berjalan sesuai jadwal. Anda bisa memperkirakan jam berapa Anda pergi, dan jam berapa Anda sampai tujuan.

Ya…pasti beberapa atau banyak orang mungkin berpikir, itu kan di negara maju, manajemen transportasinya sudah bagus. Di Indonesia, terutama Jakarta, yang transportasi umumnya masih terbilang "bapuk" dan macet di mana-mana, tidak akan bisa. Siapa bilang? Itu bukan suatu alasan untuk tidak tepat waktu. Orang yang berpikir seperti itu terus, tidak akan pernah mengubah kebiasaannya sampai kapan pun, dan kita akan selalu dikenal dengan budaya jam karet terus menerus.

Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan untuk mengubah sikap atau budaya jam karet. Tidak usah muluk-muluk untuk mengubah penduduk satu negara dulu, tapi mulailah dari diri sendiri, lalu tularkan pada orang-orang sekitar Anda. Insya Allah, sedikit demi sedikit, akan mengubah kebiasaan yang tidak menyenangkan tersebut. Kenapa saya sebut tidak menyenangkan? Karena saya sering sekali dibuat menunggu lama, malah ada yang tanpa kepastian, dan itu sangat menjengkelkan, di mana pun tempat janjian itu berada, bahkan di mall sekalipun. Banyak yang bilang pada saya, katanya, kalau tinggal di Indonesia, ikutilah "budaya Indonesia." What a laughing stock! Budaya? Budaya yang mana?! Alhasil, saya memang tak bisa mengubah orang lain, kecuali diri mereka sendiri yang berniat mengubahnya. Saya hanya bisa menghimbau dan menginformasikan, pentingnya menghargai waktu dan “waktunya orang.”

Jadi? Solusinya apa? Ada beberapa tips yang saya berikan di sini. Mudah-mudahan bisa menjadi acuan untuk sedikit demi sedikit menjadi orang yang menghargai waktu dan orang lain:

1) Memperkirakan waktu yang cermat  dan tepat.

Misalnya, Anda janjian jam 12.00 di sebuah tempat. Jam berapa Anda harus siap-siap?

Berapa lama Anda kira-kira harus siap-siap dari rumah sampai siap untuk berangkat ? Lalu yang tak kalah pentingnya adalah transportasi. Jika Anda menggunakan taksi atau kendaraan pribadi, mungkin bisa lebih cepat. Kalau kendaraan umum, nah…Anda harus siap waktu ekstra, yang harus dikalkulasikan, tergantung jauh atau dekatnya tempat tujuan dan kemungkinan "acara" macet, ngetem atau lama nunggu bus.

Misalnya jika saya, yang rumahnya di Condet, dan mau ke Mangga Dua dengan bus, dan mau sampai sana jam 12, saya berangkat dari rumah jam 10, paling telat sekali jam 10.30. Jadi saya sudah siap-siap dari jam 9 pagi karena saya butuh waktu sekitar 1 jam untuk berpakaian, makan, dll, sampai siap berangkat. Saya selalu memperkirakan 2 jam perjalanan jika naik kendaraan umum yang jaraknya agak jauh. Anda pasti juga bisa mengira-ngira jarak tempuh dari tempat Anda ke tempat tujuan, dan menyesuaikan sesuai dengan kondisi masing-masing.

Sebenarnya memang tidak susah, di sini kita harus mempunyai komitmen dan integritas diri untuk datang tepat waktu, kepada siapa pun orangnya. "Toh nanti si A juga nunggu kalau telat", adalah pikiran yang benar-benar egois. Jika Anda tidak peduli dengan waktu Anda, setidaknya hargailah waktu orang yang telah lama menunggu Anda.
 
2) Etika ketika telat.

Tidak bisa dipungkiri, pasti ada saja hal-hal yang menyebabkan telat. Entah hal-hal yang memang disengaja atau pun tidak. Saya pun ada kalanya juga telat. Tapi apapun sebabnya, jika Anda telat, harap memberitahu via apa pun yang bisa dihubungi. Toh, jaman sekarang hampir semua orang punya alat komunikasi. Anda hanya meluangkan beberapa menit untuk memberitahu keberadaan Anda dan akan sampai jam berapa karena ketelatan itu. "Kalau dikasihtau, takut kena omel karna telatnya lama.“ Lebih baik Anda dimarahi di depan karena telat, daripada Anda tidak memberitahu sama sekali tanpa kabar, dan itu sangat jauh menjengkelkan bagi penunggu. Setidaknya dengan memberitahu, ada kepastian di sana. Jika Anda memang "diceramahi panjang lebar", ya itu hal yang wajar, terima saja, dan minta maaflah, Anda memang salah karena telat.

Dan, jika ada perubahan jadwal, karena Anda tidak bisa berangkat seperti yang direncanakan, harap bilang atau memberitahu lebih awal. Misalnya jika Anda seharusnya berangkat jam 10, tapi jam 09.30 Anda belum siap-siap dan memperkirakan sepertinya tidak bisa berangkat jam 10 , waktu itu lah Anda sesegara mungkin memberitahukan. Jika Anda memberitahu baru jam 10.10, sedangkan teman Anda sudah berangkat dari jam 10, sama saja dengan membiarkan teman Anda menunggu lebih lama. Mungkin kalau tempat menunggunya nyaman masih lumayan, bagaimana jika di pinggir jalan, bahkan tak ada tempat untuk berteduh dan tempat duduk pun tak ada?


Menunggu (dalam konteks tema ini) adalah hal yang sangat menjengkelkan. Hargailah diri Anda dengan menghargai orang lain, terutama jika Anda juga adalah seorang profesional yang bekerja atau menggeluti bisnis. Berempatilah. Tempatkanlah posisi orang lain di posisi Anda ketika berpikir dan bertindak. Perlakukanlah orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.[RMF]

Tuesday, October 18, 2011

Mes examen finals B2 pour production écrite

Production Écrite
 
Écrit Argumenté: Vous participez à un forum électronique sur les découvertes scientifiques qui ont révolutionné la vie. Vous presentez et défendez la découverte du XXe siècle qui vous a le plus amusé(e) ou fasciné(e), en essayant de convaincre le plus grand nombre possible de lecteurs. [250 mots environ]

Aujourd’hui la révolution des découvertes scientifiques développe massivement, à partir du domaine de la nourriture, particulièrement en matière de la technologie. On trouve beaucoup d’inventions technologiques toutes les histoires de peuple du monde. Désormais l’invention de l’électricité par James Watt jouant le grand rôle pour le développement des autres inventions. Et le XXe siècle était le temps étant le plus important car il y avait nombreux d’inventions dont ses utilités sont employées jusqu’aujourd’hui.


Une des inventions, qui je trouve très géniale, est l’invention de l’internet. Cette technologie est créée par l’organisation américaine nommée ARPA NET. Selon l’histoire ARPA NET est une organisation privée possédé par les États-Unis. L’utilisation de l’internet était à cette époque là seulement employée pour envoyer des messages limités dans cette organisation. Le premier message réussi à envoyer était seulement un mot incomplet. L’internet est commencé à utiliser pour publique environ en 1980-1990. Désormais envoyer un mèl électronique qui était disponible par «Yahoo». Alors, le fameux «Google». Grâce à Google, presque toutes les informations dans n’importe quels domaines peuvent être accédées. On trouve aussi «Wikipedia», etc. Et encore les sites pour «online-shopping» comme «e-Bay» ou «Amazon». Toute cela devient l’une part de la mode de vie.

On peut tirer la conclusion, que cette invention de l’internet du XXe siècle entraîne l’influence massive pour le développement de la technologie. C’est une des découvertes scientifiques que je me sens la plus fascinée jusqu’a maintenant car l’internet est très utile pour faciliter notre vie quotidienne et même professionnelle. Bien sûr s’il est utilisé en propre manière et judicieusement.



------------------------------------------------------------------------------------------
kenang²an ujian akhir bahasa Prancis untuk level advance setelah 8 bulan lamanya ikut kelas intensif. naskah aslinya sudah mengalami coret²an merah ala Mme .Michelle (guru fave saya) pastinya, dan ini adalah hasil revisi saya. (well meskipun sebenernya tulisannya ga se-advanced level seharusnya...kayaknya :D). kebetulan hasil PE-nya boleh dikopi karna biasanya ujian² selalu disimpen sama IFI. dan karna tulisan ini juga, saya sangat terbantu dengan keseluruhan nilai rata², karena dari 4 jenis ujian yg diberikan. temen² banyak yang tanya, kenapa nilai "writing" saya selalu tinggi. well..."mengarang" adalah "my plus special ability", berlaku untuk bahasa apapun. thanks to hobi nulis, jadi lebih gampang mungkin untuk ngembangin cerita. maaf sebelumnya, tulisan ini dibiarkan apa adanya seperti yg saya tulis, karena kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tulisan saya hanya berupa karangan sederhana (intinya sih gak mau ketauan cupunya hehehe). bulan depan masih ada ujian untuk DELF B2, semacem sertifkat internasionalnya. mudah²an semuanya lancar. wish me luck ya, readers. thanks for reading (despite of your confuseness) hehehe...

Thursday, September 29, 2011

Voltaire: Traité sur la tolérance, Lettre à Dieu. Chapitre XXIII.

(Risalah mengenai toleransi. Surat kepada Tuhan. Bab 23.)


Ce n’est plus aux hommes que je m’adresse ; c’est à toi, Dieu de tous les êtres, de tous les mondes et de tous les temps : s’il est permis à de faibles créatures perdues dans l’immensité, et imperceptibles au reste de l’univers, d’oser te demander quelque chose, à toi qui as tout donné, à toi dont les décrets sont immuables comme éternels, daigne regarder en pitié les erreurs attachées à notre nature; que ces erreurs ne fassent point nos calamités.

Saya tidak lagi berbicara kepada manusia: ini untuk-Mu, Tuhan semua makhluk, Tuhan semesta alam dan Tuhan sepanjang masa: jika Engkau menghendaki makhluk yang lemah hilang dalam kebesaran-Mu, dan tak terlihat seisi jagad raya, untuk memberanikan diri memohon sesuatu, kepada-Mu yang telah memberikan segalanya, kepada-Mu yang firman-Nya selalu kekal, berkenan untuk melihat dengan iba kesalahan yang melekat pada kodrat kami; agar tidak membawa petaka.

Tu ne nous a point donné un cœur pour nous haïr et des mains pour nous égorger ; fais que nous nous aidions mutuellement à supporter le fardeau d’une vie pénible et passagère ; que les petites differences entre les vêtements qui couvrent nos débiles corps, entre tous nos langages insuffisants, entre tous nos usages ridicules, entre toutes nos lois imparfaites, entre toutes nos opinions insensées, entre toutes nos conditions si dispropotionnées à nos yeux, et si égales devant toi ; que toutes ces petites nuances qui distinguent les atomes appelés hommes ne soient pas des signaux de haine et de persécution ; que ceux qui allument des cierges en plein midi pour te célébrer supportent ceux qui se contentent de la lumière de ton soleil ; que ceux qui couvrent leur robe d’une toile blanche pour dire qu’il faut t’aimer ne détestent pas ceux qui disent la même chose sous un manteau de laine noire ; qu’il soit égal de t’adorer dans un jargon formé d’une ancienne langue, ou dans un jargon plus nouveau ; que ceux dont l’habit est teint en rouge ou en violet, qui dominent sur une petite parcelle d’un petit tas de la boue de ce monde et qui possèdent quelques fragments arrondis d’un certain métal, jouissent sans orgueil de ce qu’ils appellent grandeur et richesse et que les autres les voient sans envie : car tu sais qu’il n’y a dans ces vanités ni de quoi envier, ni de quoi s’enorgueillir.

Engkau memberi kami hati tidak untuk membenci dan dua tangan tidak untuk menganiaya (literer: menyembelih) ; Engkau memberikannya agar kami saling membantu sama lain untuk menanggung beban kehidupan yang berat dan singkat ; agar perbedaan-perbedaan kecil di antara pakaian yang melekat di tubuh kami yang lemah, di antara semua bahasa kami yang tidak mencukupi, di antara semua kebiasaan bodoh kami, di antara tidak sempurnanya semua hukum kami, di antara tidak masuk akalnya semua pendapat kami, di antara sedemikian labilnya semua keadaan kami, dan semua sama hadapan-Mu ; agar semua nuansa kecil yang membedakan atom-atom yang disebut manusia tidak mengisyaratkan kebencian dan aniaya ; agar mereka yang menyalakan lilin-lilin di siang hari untuk mengagungkan-Mu, mendukung mereka yang puas dengan cahaya matahari-Mu ; agar mereka yang memakai jubah linen putih untuk menyerukan kewajiban mencintai-Mu, tidak membenci mereka yang menyerukan hal yang sama dalam naungan mantel wol hitam ; bahwasanya semua sama memuji-Mu dalam sebuah jargon yang terdiri dari sebuah bahasa kuno, atau dalam jargon yang lebih baru; agar mereka yang kebiasaannya diwarnai merah atau ungu, yang mendominasi sebidang kecil dari seonggok kecil lumpur dari dunia ini, dan yang memiliki beberapa fragmen bulat dari suatu logam tertentu, menikmatinya tanpa kesombongan dari apa yang mereka sebut kemegahan dan kemewahan, dan orang lain melihatnya tanpa kedengkian: karena Engkau tahu dalam keangkuhan, tidak ada sesuatu untuk diirikan, tidak juga sesuatu untuk dibanggakan.


Puissent tous les hommes se souvenir qu’ils sont frères ! et qu’ils aient en horreur la tyrannie exercée sur les âmes. [...]

Semoga semua manusia ingat bahwa mereka bersaudara! dan membenci jiwa-jiwa tirani. [...]

Si les guerres sont inévitables, ne nous haïssons pas, ne nous déchirons pas les uns les autres dans le sein de la paix et employons l’instant de notre existance à benir également en mille langages divers, depuis Siam jusqu’à la Californie, ta bonté qui nous a donné cet instant. [...]

Jika perang tidak dapat dihindari, jangan membeci kami, jangan pisahkan kami satu sama lain di tengah perdamaian, dan gunakan keberadaan kami saat ini untuk memberkati dalam seribu bahasa berbeda, dari Siam sampai California, kemurahan hati-Mu lah yang telah memberi kami saat ini.


Voltaire, Traité sur la tolérance, Lettre à Dieu, 1763.
(terjemahan bahasa Indonesia: myself.)
-------------------------------------------------------------------------------------------

ini adalah satu karya Voltaire yang saya suka dan sempat saya tweet sebelumnya. sebelumnya karya ini sempat dibahas di kelas Prancis. maklum, bahasa-nya sastra banget, tapi karena itulah yang bikin indah, dengan perumpamaan dan pemilihan bahasa yang luar biasa. tadinya saya cuma mau salin teks aslinya saja, tapi tiba² saya ingin para pembaca juga bisa menikmati indahnya bahasa Voltaire. ini hasil terjemahan saya. maklum masih "newbie", kalau ada kata atau kalimat janggal...seperti biasa...ada masalah "lost in translation", tapi bisa jadi karna bahasa Prancis atau Indonesia saya kurang baik sih, hehehe. last but not least, ENJOY! ah, feel free to comment and share.bonne lecture!  ;)

Thursday, July 28, 2011

Le légend des noms d’endroits de «BATU AMPAR» et «BALEKAMBANG»

«BATU AMPAR» et «BALEKAMBANG» sont les noms des endroits autour le quartier où j’habite maintenant. C’était son histoire d’après le folklore.

Il était une fois un mari et une femme, Prince Geger et Princesse Polong qui avaient plusieurs enfants. L’un des enfants, la fille, nommée Siti Maemunah, connue par sa beauté. Prince Astawana, le fils du Prince Tenggara (Tonggara) venant de Makassar, a desiré une demande en marriage avec elle.
Ella l’accepte à condition qu’il lui a édifié une maison et un ballots au-dessus de l’étang, près de la rivière Ciliwung, qui doivent être finis en une nuit. La demande a été accomplie et selon la légende, le lendemain on les trouvait déjà! Pour relier la maison avec la résidence de la famille de Prince Tenggara, il a construit des routes, mis une couche «DIAMPARI» par des pierres «BATU.»

D’après l’histoire, un endroit dont la route est traversé, ci-après dénommé «BATU AMPAR» et le ballots «BALE/BALAI» comme flottant sur l’eau est appelé «BALEKAMBANG.»

--------------------------------------------------------------------------------------------
Note:

tugas Prancis lagi menulis legenda. Dan kali ini legenda yang saya tulis adalah asal-usul nama "Batu Ampar" dan "Balekambang", nama kelurahan tempat saya tinggal di daerah Condet. source asalnya saya ambil dari salah 1 blog:  http://www.facebook.com/note.php?note_id=96122747502
Saya hanya menerjemahkannya ke dalam bahasa Prancis. Jadi,tinggal klik link-nya aja jika mau tahu isinya tentang apa.

Monday, July 4, 2011

Chèr Foké :D

Monsieur le maire de Jakarta,

            Le ministère des Transports, l’organisation des propriétaires des terrestres et l’autorité régionale de Jakarta ont annoncé l’annulation de certains lignes de l’autobus á Jakarta, validé le 1 Février 2011. Quelques-uns sont P6 ligne (Kp. Rambutan – Grogol) et PPD 46 Ligne (Cililitan – Grogol), celles qui touchent la route de Trans Jakarta ligne 9 (Pinang Ranti – Pluit).

       YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ou L’association de Consommateurs Indonésienne), qui lutte et défend les droits des consommateurs reçoit nombreux de plaintes contre cette annulation. Autrement dit, ils la désapprouvent.

            Quelques raisons pour leur désapprouvement sont:
  • on trouve l’accumulation des passagers á l’arrêt BNN de Trans-Jakarta á la direction Grogol/Pluit en raison de limitation du nombre des bus,
  • étant donné que le Trans-Jakarta opère seulement jusqu’á 10h soir, certains passagers ont des difficultés de prendre un transport publique chaque nuit á cette route, dont sa ligne a été supprimée,
  • ils payent plus cher car il faut qu’ils prennent plusieurs transport par exemple Mikrolet, Taxi ou Ojek au retour de chez eux tard le soir.
Ainsi notre fondation vous réclame de donner des solutions concrètes pour anticiper ce problème en réévaluant le système de Trans-Jakarta par exemple l’ajout du nombre des autobus et le prolongement de l’horaire de l’opération, afin que dans le proche avenir aucun passager envisage les mêmes problèmes sur cette annulation.

Je vous remercie de votre compréhension et vous prier d’agréer, Monsieur, l’expression des mes sentiments distingués.
 
-----------------------------------------------------------------------------
my notes:

Lagi-lagi tugas bahasa Prancis « ceritanya » a/n YLKI untuk membuat semacam surat "protes" ke pak Gub DKI kita tentang permasalah Trans-J yang notabene sekarang sudah hampir selesai masalahnya. Intinya, saya cuma cari-cari masalah yang bisa ditulis dan di"complain" untuk dijadikan sebuah tulisan. C'est voilá...bonne lecture!!! X3